Akhir-akhir ini sedang marak di berita mengenai banyaknya ditemui bumbu dapur berbahan kimia. Hal ini dilakukan demi menjaring konsumen agar bumbu dapur terlihat menarik. Lada contohnya, lada direndam zat kimia agar warna tampak putih merata. Padahal hal ini dapat berbahaya dan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi. Kejadian ini adalah bukti bahwa kita harus tetap berhati-hati dalam memilih bahan makanan walaupun kita telah memasak sendiri. Kontaminasi atau lebih dikenal pencemaran memang merupakan hal yang sering kita temui dalam kegiatan sehari-hari, seperti pencemaran atau kontaminasi pada udara, air sungai, pakaian dan lain-lain termasuk pada makanan. Semua kontaminasi harus dicegah dan dihilangkan, karena dapat mengurangi kualitas bahkan dapat mempengaruhi kesehatan pemakai. Menggunakan masker untuk pencegahan terhadap udara yang tercemar, memasak air untuk pencegahan air yang tercemar. Namun bagaimana mencegah kontaminasi pada bahan makanan yang beredar di pasaran seperti berita di atas secara mudah ?
Kontaminasi pada bahan makanan sendiri dapat terjadi secara kimia maupun fisik. Secara kimia berarti makanan terkontaminasi secara kimia yang mengubah sifat bahan. Kontaminasi ini memerlukan peralatan laboratorium dan kemampuan tertentu untuk menganalisanya. Namun pengamatan kontaminasi secara fisik jauh lebih mudah. Kontaminasi secara fisik dapat dilihat secara fisik, seperti adanya kotoran dan lain-lain. Adapun pengamatan kontaminasi secara fisik dapat dilakukan menggunakan penglihatan langsung. Namun pengamatan pada makanan yang berukuran sangat kecil tidak dapat dilakukan pengamatan langsung, memerlukan bantuan mikroskop untuk mengamati dan menganalisanya.
Berikut adalah beberapa contoh hasil pengamatan kontaminan pada beberapa bahan tambahan makanan yang berupa bubuk atau butiran halus. Tampak ada beberapa kontaminan yang tercampur pada bahan makanan.
Gambar 1. Kontaminasi pada gula menggunakan mikroskop Dino-Lite
Gambar 2. Kontamiasi pada gula menggunakan mikroskop Dino-Lite
Kontaminasi pada bahan bumbu makanan atau bahan tambahan pangan umumnya akan terjadi, baik secara sengaja atau tidak sengaja. Walaupun beberapa pabrik pembuat bahan tambahan makanan telah melakukan pengawasan yang ketat pada proses produksinya, terkadang kontaminasi tetap ditemukan. Apalagi masih banyak pabrik pembuat bahan tambahan pangan yang tidak memiliki standart pengawasan yang ketat, kontaminasi pasti bisa terjadi.
Berikut contoh pengamatan bubuk kunyit organik dengan bubuk kunyit biasa menggunakan mikroskop dinolite menggunakan pembesaran 53x.
Gambar 3. Bubuk kunyit organis dengan bubuk kunyit non organik menggunakan mikroskop Dino-Lite
Gambar 4. Pengukuran bubuk lada menggunakan mikroskop Dino-Lite
Gambar 5. Pengamatan kontaminasi dan pengukuran butiran vetsin menggunakan mikroskop Dino-Lite
Baca artikel terkait lainnya :
Cara Alat untuk Mengetahui Barang Palsu
Mengetahui Ciri - Ciri Jam Tangan Original Secara Visual
Temukan kami di sosial media |
||||